PENGARUH PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP FUNGSI KONSERVASI AIR TANAH DI SUB DAS CIKAPUNDUNG
Abstract
Cikapundung sub-watershed is a potential area that serves as the main drainage and supply of residents water need in Bandung. Increased developed land in this region resulted in the conversion of land that extends the number of impermeable surface, that reduces infiltration, decreasing supply and rising groundwater runoff. To determine the effect of landuse on the function of the groundwater conservation, conservation index analysis was conducted. The method is to give weight to the parameters of rock types, soil types, morphology, rainfall and landuse. Each parameter has a value of its effect on the ability to absorb rain water. From the analysis, it is known that changes in landuse during the period 2001 - 2008 has lowered the overall conservation function at Cikapundung sub watershed. Conservation value of the function started to decline as shown by the reduction of good conservation area of 5080,5 h. However, this condition was also followed by the increase of the normal conservation classes of 5093,3 ha and critical conservation area of 12,9 ha.
ABSTRAK
Sub DAS Cikapundung merupakan kawasan potensial yang berfungsi sebagai drainase utama dan penyedia air baku untuk kebutuhan penduduk di Kota Bandung. Peningkatan lahan terbangun di wilayah ini mengakibatkan banyaknya konversi lahan yang memperluas permukaan kedap air yang menyebabkan berkurangnya infiltrasi, menurunnya pasokan airtanah dan meningkatnya limpasan permukaan. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan terhadap fungsi konservasi airtanah maka dilakukan analisis indeks konservasi. Metode yang dilakukan adalah memberikan bobot pada parameter jenis batuan, jenis tanah, morfologi, curah hujan dan penggunaan lahan yang masing-masing telah di nilai sesuai pengaruhnya pada kemampuan untuk menyerap air hujan. Dari analisis tersebut diketahui bahwa perubahan penggunaan lahan pada kurun waktu 2001 - 2008 telah menurunkan fungsi konservasi secara keseluruhan pada Sub DAS Cikapundung. Nilai fungsi konservasi mulai menurun ditunjukkan oleh pengurangan kelas yang bernilai konservasi baik seluas 5080,5 ha. Namun kondisi ini juga diikuti dengan kenaikan kelas konservasi normal seluas 5093,3 ha dan penurunan kelas konservasi kritis seluas 12,9 ha.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abidin, D. A., 1998. Hubungan Infiltrasi dan Sifat Fisik Tanah pada Endapan Hasil Gunung api Kuarter Daerah Bandung Utara. Tesis Megister, Program Studi Teknik Geologi, Program Paasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung, Tidak diterbitkan 49 pp.
Bakosurtanal, 2009. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000, Cibinong Bogor.
Darmawan dan Hutasoit, 1998. Some Infiltration Characteristic of Northern Bandung Area, Proceeding IAGI XXVII Yogyakarta, p 4-64 dan 4-47.
Hardjowigeno, S., 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Hutasoit, L.,M., 2000. Hubungan Antara Karakteristik Peresapan Air Hujan Dengan Hasil Pengukuran Infiltrometer di Daerah Bandung Utara. Laporan Kemajuan Tahap I Riset Unggulan Terpadu (RUT). Kantor Menteri negara Riset dan Teknologi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Tidak diterbitkan 25 pp.
Maria, R., 2008. Potensi Pengaruh Perubahan Lahan Terhadap Kondisi Hidrogeologi di Sub DAS Cikapundung, Thesis Magister, Prodi Rerkayasa Pertambangan, ITB, Tidak diterbitkan.
Keppres No 114 Tahun 1999 Tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor Puncak Cianjur.
Lubis, R.F., 2000. Relasi Geometri dan Hidrodinamika Air Sungai - Air Tanah, Studi Kasus Sungai Cikapundung Bandung. Tesis Magister Bidang khusus Hidrogeologi, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung, Tidak Diterbitkan.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1993. Peta Jenis Tanah DAS Citarum Hulu Skala 1 : 100.000, Bogor.
Sabar, 1999. Indeks Konservasi Sebagai Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Bopunjur dalam Rangka Rancangan Keppres, Makalah Bahan Diskusi di Bappenas, Bandung, ITB.
Silitonga, P. H., 1973. Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa Skala 1 : 100.000, Direktorat Geologi Bandung.
Sobirin. P., 2005. Kota Bandung bisa menjadi Kota banjir, WARTA DISTARKIM PROV JABAR, 6 JANUARI 2005. http://sobirin-xyz.blogspot.com/2006/11/ kota-bandung-bisa-menjadi-kota-banjir. html.
Tursilowati. L., 2008. Urban heat island dan kontribusinya pada perubahan iklim dan hubungannya dengan perubahan lahan, Prosiding Seminar Nasional Pemanasan Global dan Perubahan Global-Fakta, Mitigasi dan Adaptasi, Pusat Pemanfaan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN.
Ujiarto, A. N., 2001. Penerapan Model Indeks Konservasi Air dalam Rangka Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Baponjur. Teknik Lingkungan. ITB.
Wibowo, M. Joko, 1998. Kajian Resapan Bandung Utara, Tesis Magister Bidang khusus Hidrogeologi, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung, Tidak diterbitkan.
DOI: http://dx.doi.org/10.14203/risetgeotam2014.v24.85
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2014 Rizka Maria, Hilda Lestiana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright of Riset Geologi dan Pertambangan (e-ISSN 2354-6638 p-ISSN 0125-9849). Powered by OJS
Indexed by:
Plagiarism checker: